Selasa, 30 Juni 2009

KEHIDUPAN NABI IBRAHIM

KEHIDUPAN NABI IBRAHIM

Harun Yahya







Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang

Nasrani akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada

Allah) dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan orang yang

musyrik.Sesungguhnya orang yang paling dekat kepaa Ibrahim adalah orang-orang

yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) serta orang-orang yan beriman (kepada

Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orangh-orang yang beriman.


(QS Ali Imran 67-68).









Nabi Ibrahim (Abraham) sering disebutkan di dalam Al Qur'an dan mendapatkan

tempat yang istimewa di sisi Allah sebagai contoh bagi manusia. Dia menyampaikan

kebenaran dari Allah kepada umatnya yang menyembah berhala, dan dia mengingatkan

mereka agar takut kepada Allah. Umat nabi Ibrahim tidak mematuhi perintah itu,

bahkan sebaliknya mereka menentangnya. Ketika penindasan yang semakin meningkat

dari kaumnya, nabi Ibrahim pindah ke mana saja bersama istrinya, bersama dengan

nabi Lut dan mungkin dengan bebeapa orang lain yang menyertai mereka.

Nabi Ibrahim adalah keturunan dari nabi Nuh. Al qur'an juga mengemukakan

bahwa dia juga mengikuti jalan hidup (diin) yang diikuti Nabi Nuh.

"Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam".

Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat

baik. Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.

Kemudian Kami tengelamkan orang-orang yang lain. Dan sesungguhnya Ibrahim

benar-benar termasuk golongannya (Nuh).(QS Ash- Shafaat: 79-83).

Pada masa Nabi Ibrahim, banyak orang yang menghuni dataran Mesopotamia dan di

bagian Tengah dan Timur dari Anatolia tinggal orang-orang yang menyembah

surga-surga dan bintang-bintang. Tuhan yang mereka anggap paling penting adalah

"Sin" yaitu Dewa Rembulan. Tuhan mereka ini dipersonifikasikan sebagai seorng

manusia yang berjenggot panjang, memakai pakaian panjang membawa rembulan

berbetuk bulan sabit diatasnya. Lagian, orang -orang tersebut membuat hiasan

gambar-gambar timbul dan pahatan-pahatan (patung) dari tuhan mereka itu dan

itulah yang mereka sembah. Hal ini merupakan system kepercayaan yang tersebar

luas ketika itu, yang mendapatkan tempat persemaiannya di Timur Dekat (Near

East), dimana keberadaannya terpelihara dalam jangka waktu yang lama.

Orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut terus saja menyembah tuhan-tuhan

tersebut hingga sekitar tahun 600 M. Sebagai akibat dari kepercayaan itu, banyak

bangunan yang dikenal dengan nama "ziggurat" yang dulu dipakai sebagai

observatorium (tempat penelitian bintang-bintang) sekaligus sebagai kuil tempat

peribadatan yang dibangun di daerah yang membentang sejak dri Mesopotamia hingga

ke kedalaman Anatolia, disinilah beberapa tuhan,terutama dewa(i) Rembulan yang

bernama "Sin" disembah oleh orang-orang ini. 1

Kepercayaan yang hanya bisa ditemukan dalam penggalian arkeologis yang

dilakuan saat ini, telah disebutkan dalam Al Qur'an. Sebagaimana disebutkan

dalam Al Qur'an, Ibrahim menolak penyembahan tuhan-tuhan tersebut dan berpegang

teguh kepada Allah saja, satu-satunya Tuhan yang sebenarnya. Dalam Al Qur'an,

perjalanan hidup Ibrahim digambarkan sebagai berikut :

Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya

Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?.

Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. Dan

demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang

terdpat) di langit dan di bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk

orang-orang yang yakin. Ketika malah telah menjadi gelap, dia melihat sebuah

bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetpi tatkala bintang itu

tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". Kemudian tatkala

dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu

terbenam dia berkata : "Sesungguhnya jika Tuhnaku tidak memberikan petunjuk

kepadakum pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat". Kemudian tatkala dia

melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah tuhanku, ini lebih besar", maka

tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata : "Hai kaumku, sesungguhnya aku

berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan

diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan b umi dengan cenderung kepada

agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan

Tuhan.(QS. Al-An'an: 74-79)

Dalam al Qur'an, tempat kelahiran Ibrahim dan tempat di mana dia tinggal

tidak dikemukakan dengan terperinci. Tetapi diindikasikan bahwa Ibrahim dan Lut

tinggal di tempat yang saling berdekatan satu sama lain dan malaikat yang diutus

kepada umat nabi Lut juga mendatangi Ibrahim dan memberitahukan pada istrinya

suatu berita gembira tentang bayi laki-laki (yang dikandungnya), sebelum para

malaikat itu pergi melanjutkan perjalanan mereka menuju nabi Lut.

Cerita penting tentang Nabi Ibrahim dalam al Qur'an yang tidak disebutkan

dalam Perjanjian Lama adalah tentang pembangunan Ka'bah. Dalam Al Qur'an, kita

diberitahu bahwa Ka'bah dibangun oleh Ibrahim dan putranya Ismail. Sekarang ini,

satu-satunya hal yang diketahui oleh ahli sejarah tentang Ka'bah adalah bahwa

Ka'bah merupakan tempat yang suci sejak masa yang sangat tua. Adapun penempatan

berhala-berhala pada Ka'bah selama masa jahiliyah berlangsung sampai diutusnya

Nabi Muhammmad, dan itu merupakan penyimpangan dan kemunduran atas agama suci

Ilahi yang pernah diwahyukan kepada Nabi Ibrahim.

Ket.Gambar hal 36. (Atas : Pada masa Nabi Ibrahim, agama politheisme menyebar

ke seluruh wilayah Mesopotamia. Sang Dewa rembulan "Sin" salah satu berhala yang

paling penting. Orang-orang membuat patung-patung dari tuhan-tuhan mereka dan

menyembahnya. Disebelah tampak patung sin. Simbul bulan sabit dapat terlihat

dengan jelas pada dada patung tersebut).

(Bawah: Ziggurat yang digunakan baik sebagai kuil dan observatory

perbintangan yang dibangun dengan teknik yang paling maju ada masa itu. Bintang,

rembulan dan matahari menjadi objek utama dari penyembahan dan langi memiliki

hal yang sangat penting. Di sebelah kiri dan bawah adalah ziggurat utama dari

bangsa Mesopotamia.









Pada masa Nabi Ibrahim, agama politeisme

menyebar di wilayah Mesopotamia. Sang Dewa Bulan ýSiný, merupakan salah satu

berhala yang paling penting. Orang-orang membuat patung dari tuhan-tuhan mereka

dan menyembahnya. Di sebelah tampak patung Sin. Bentuk bulan sabit terlihat

jelas pada dada patung tersebut. Zigurat, yang digunakan baik sebagai kuil dan

tempat pengamatan bintang, merupakan bangunan yang dibuat dengan teknik paling

maju pada masa itu. Bintang, bulan dan matahari menjadi objek utama penyembahan

dan karenanya, langit merupakan hal sangat penting. Di sebelah kiri dan bawah

adalah zigurat utama bangsa Mesopotamia.





Ibrahim Dalam Perjanjian Lama


Perjanjian Lama kemungkinan besar merupakan sumber paling detail dalam

hal-hal yang berkenaan dengan Ibrahim, meskipun banyak diantaranya yang mungkin

tidak bisa dipercaya. Menurut pembahasan dalam perjanjian lama, Ibrahim lahir

sekitar 1900 SM di kota Ur, yang merupakan salah satu kota terpenting saat itu

yang berlokasi di Timur Tengah dataran Mesopotamia. Pada saat lahir, Ibrahim

tidak (belum) bernama "Ibrahim", tetapi "Abram". Namanya kemudian kemudian

dirubah oleh Allah (YHWH).

Pada suatu hari, menurut Perjanjian Lama, Tuhan meminta Ibrahim untuk

mengadakan perjalanan meninggalkan negeri dan masyarakatnya, menuju ke suatu

negeri yang tidak pasti dan memulai sebuah masyarakat baru di sana. Abram pada

usia 75 tahun mendengarkan seruan/pangilan itu dan melakukan perjalanan bersama

istrinya yang mandul yang bernama Sarai - yang kemudian dikenal dengan nama

"Sarah" yang berarti puteri raja - dan anak dari saudaranya yang bernama Lut.

Dalam perjalanan menuju ke "Tanah yang Terpilih (Chosen Land)" mereka

singgah/tingal di Harran untuk sementara waktu dan kemudian melanjutkan

perjalanan mereka. Ketika mereka sampai di tanah Kanaan yang djanjikan oleh

Allah kepada mereka, mereka diberikan wahyu oleh Allah berupa berupa

pemberiahuan bahwa tempat tersebut secara khusus dipilihkan oleh Allah buat

mereka dan dianugerhkan buat mereka. Ketika Abram mencapai usia 99 tahun, dia

membuat perjanjian dengan Allah dan namanya kemudian dirubah menjadi Ibrahim

(Abraham). Dia meninggal pada usia 175 tahun dan dikubur di gua Macpelah yang

berdekatan dengan kota Hebron (e l-Kalil) di West Bank (tepi barat)yang hari ini

wilayah tersebut di bawah penguasan Israel. Tanah tersebut sebenarnya dibeli

oleh Ibrahim dengan sejumlah uang dan itu merupakan kekayaannya dan keluarganya

yang pertama di Tanah Yang Dijanjikan itu (Promise Land).

Tempat Kelahiran Ibrahim Menurut Perjanjian Lama

Dimanakah tempat dilahirkannya Ibrahim, tetaplah merupakan sebuah isu yang

diperdebatkan. Orang Kristen dan Yahudi menyatakan bahwa Ibrahim dilahirkan di

sebelah Selatan Mesopotamia, pemikiran yang lazim dalam dunia Islam adalah bahwa

tempat kelahiran nya adalah di sekitar Urfa-Harran. Beberapa penemuan baru

menunjukkan bahwa thesis dari kaum Yahudi dan Kristen tidaklah menyiratkan

kebenaran yang seutuhnya.

Orang Yahudi dan Kristen menyandarkan pendapat mereka pada Perjanjian Lama,

karena dalam Perjanjian lama tersebut, Ibrahim dikatakan telah dilahirkan di

kota Ur sebelah Selatan Mesopotamia setelah Ibrahim lahir dan dibesarkan di kota

ini, dia dcieritakan telah menempuh sebuah perjalanan menuju Mesir, dan dalam

perjalanan tersebut mereka melewati suatu tempat yang dikenal dengan nama Harran

di wiayah Turki.

Meskipun demkian, sebuah manuskrip Perjanjian Lama yang ditemukan baru-baru

ini, telah memunculkan keraguan yang serius tentang kesahihan/validitas dari

informasi di atas. Dalam manuskrip yang ditulis dalam bahasa Yunani yang dibuat

sekitar sekitar abad ketiga SM, dimana manuskrip tersebut diperhitungkan sebagai

salinan yang tertua dari Perjanjian Lama, juga nama tempat "Ur" tidak pernah

disebutkan. Hari ini banyak peneliti Perjanjian Lama yang menyatakan bahwa

kata-kata "Ur" tidak akurat atau bahwa Ibahim tidak dilahirkan di kota Ur dan

mungkin juga tidak pernah mengunjungi daerah/wilayah Mesopotamia selama

hidupnya.

Disamping itu, nama-nama beberapa lokasi serta daerah yang disebutkan itu,

telah berubah karena perkembangan jaman. Pada saat ini dataran Mesopotamia

biasanya merujuk kepada tepi sungai sebelah selatan dari daratan Irak, diantara

sungai Efrat dan Tigris. Lagipula, dua milinium (2000 tahun) sebelum kita,

daerah Mesopotamia digambarkan sebagai sebuah daerah yang letaknya lebih ke

Utara, bahkan lebih jauh ke autara sejauh Harran, dan membentang sampai ke

daerah yang saat ini merupakan daratan Turki. Karena itulah, bila sekalipun kita

menerima pendapat bahwa "Dataran Mesopotamia" yang disebutkan dalam Perjanjian

Lama, tetap saja akan terjadi misleading (keliru) untuk berpikir bahwa

Mesopotamia dua millennium yang lebih awal dan Mesopotamia hari ini adalah

sebuah tempat yang persis sama.

Banhkan seandainya juga ada keraguan serius dan ketidaksepakatan tentang kota

Ur sebagai tempat kelahiran Ibrahim, tetapi ada sebuah pandangan umum yang

disetujui yaitu tentang fakta bahwa Harran dan daerah yang melingkupinya adalah

tempat dimana Nabi Ibrahim hidup. Lebih dari itu, peneliltian singkat yang

dilakukan terhadap isi Perjanjian Lama tersebut memunculkan beberapa informasi

yang mendukung pandangan bahwa tempat kelahiran Nabi Ibrahim adalah Harran.

Sebagai contoh di dalam Perjanjian Lama, daerah Harran ditunjuk sebagai "daerah

Artam" (Genesis, 11:31 dan 28:10). Disebutkan bahwa orang yang datrang dari

keluarga Ibrahim adalah "anak-anak dari seorang Arami" (Deutoronomi, 26:5).

Identifikasi penyebutan Ibrahim dengan sebutan "seorang Arami" menunjukkan bahwa

beliau (Ibrahim) melangsungkan kehidupannya di daerah ini.

Dalam berbagai sumber agama Islam, terdapat bukti yang kuat bahwa tempat

kelahiran Ibrahim adalah Harran dan Urfa. Di Urfa yang disebut dengan "kota para

Nabi" ada banyak cerita dan legenda tentang Ibrahim.

Mengapa Perjanjian Lama Dirubah?.

Perjanjian Lama dan Al Qur'an dalam mengungkapkan kisah tentang Ibrahim,

tampaknya hampir-hampir menggambarkan dua orang sosok Nabi yang berbeda, yang

bernama Abraham dan Ibrahim. Dalam Al Qur'an, Ibrahim diutus sebagai rasul bagi

sebuah kaum penyembah berhala. Kaum Ibrahim tersebut menyembah surga-surga,

bintang-bintang dan rembulan serta berbagai sembahan lain. Dia berjuang melawan

kaumnya dan selalu berusaha untuk mencoba agar mereka meninggalkan

kepercayaan-kepercayaan tahayul dan secara tidak terhindarkan, hal; itu juga

telah membangkitkan nyala api permusuhan dari seluruh masyarakatnya bahkan

termasuk ayahnya sendiri.

Sebenarnya, tidak ada satupun dari hal yang disebutkan diatas diceritakan

dalam Perjanjian Lama. Dilemparkannya Ibrahim ke dalam api, bagaimana Ibrahim

menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh masyarakatnya, tidaklah

disebutkan dalam Perjanjian Lama. Secara umum Ibrahim digambarkan sebagai nenek

moyang bangsa Yahudi dalam Perjanjian Lama. Hal ini menjadi bukti bahwa

pandangan di dalam Perjanjian Lama ini dibuat oleh para pemimpin masyarakat

Yahudi yang mencoba memberikan pijakan di masa mendatang konsep "ras/suku

bangsa". Bangsa Yahudi percaya bahwamereka adalah kaum yang selalu dipilih oleh

Tuhan dan merasa lebih unggul dari yang lainya. Mereka dengan sengaja dan penuh

keinginan untuk mengubah kitab Suci mereka dan membuat penambahan-penambahan

serta berbagai pengurangan berdasarkan keyakinan seperti di atas. Inilah

sebabnya mengapa Ibrahim digambarkan sebagai nenek moyang bangsa Yahudi belaka

dalam Perjanjian Lama.

Penganut Kristen yang percaya terhadap Perjanjian Lama, berpikir bahwa

Ibrahim adalah nenek moyang bangsa Yahudi, namun hanya terdapat satu perbedaan;

menurut penganut Kristen, Ibrahim bukanlah seorang Yahudi namun ia adalah

seorang Kristen. Penganut Kristen yang tidak begitu memperhatikan konsep

mengenai ras/suku bangsa sebagaimana dilakukan Yahudi, mengambil pendirian ini

dan hal ini menjadi salah satu penyebab perbedaan dan pertentangan diantara

kedua agama ini. Allah memberikan keterangan sebagaimana yang disebutkan dalam

Al Qur'an sebagai berikut :

Hai ahli kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal

Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak

berpikir?. Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah-membantah tentang hal

yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah dalam hal yang tidak kamu

ketahui; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.

Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani akan tetapi

dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan

sekali-kali bukanlah dia dari golongan orang yang musyrik".

Sesungguhnya orang yang paling dekat kepaa Ibrahim adalah

orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) serta orang-orang yan

beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orangh-orang yang

beriman.(QS Ali Imran 65-68).

Di dalam Al Qur'an sangatlah berbeda dengan apa yang ditulis dalam Perjanjian

Lama, Ibrahim adalah seseorang yang memperingatkan kaumnya agar mereka takut

kepada Allah, serta bahwa dia adalah seseorang yang berperang/berjuang melawan

kaumnya itu pada akhirnya. Dimulai sejak masa mudanya, ia memperingatkan kaumnya

yang m,enyembah berhala-berhala untuk menghentikan perbuatan mereka itu. Sebagai

reaksi, kaumnya bertindak dengan mencoba untuk membunuh Ibrahim. Untuk

menghindar dari kejahatan yang dilakukan oleh kaumnya, maka Ibrahimpun akhirnya

berpindah tempat.



















CATATAN





1. Everett C. Blake, Anna G. Edmonds, Biblical Sites in Turkey,

Istanbul: Redhouse Press, 1977, hlm. 13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar